Bandung, Telkom University -Pengabdian masyarakat adalah salah satu tridharma perguruan tinggi yang telah disepakati menjadi salah satu kewajiban tugas dunia pendidikan. Sistem Informasi FRI melihat peluang untuk bisa memanfaatkan teknologi yang digelutinya untuk ikut membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi perkotaan dalam hal ini masalah pengelolaan sampah organik dan daur ulang plastik
Pemkot Bandung telah mencanangkan sejak tahun 2018, mengikuti langkah banyak kota maju di dunia dalam menghadapi permasalahan sampah.
Kang Pisman adalah sebuah singkatan yang melambangkan penerapan budaya sadar lingkungan dalam pengelolaan sampah dan sesungguhnya merupakan singkatan dari Kang – Kurangi, Pis- Pisahkan dan MAN (Manfaatkan) sampah. Ia adalah istilah kota Bandung untuk istilah yang terkenal “Reuse-Reduce-Recycle”.
Dalam pelaksanaan mendukung kegiatan ini yang menjadi perhatian untuk topik pengabdian masyarakat kali ini adalah dalam hal MAN-manfaatkan, sampah yang sudah dipisahkan dimanfaatkan sesuai jenis sampahnya, yakni:
- Sampah jenis 1 berupa sisa makanan & tumbuhan, yang dikumpulkan dari rumah-rumah warga dan dikumpulkan pada titik tertentu untuk dijadikan kompos.
- Pengumpulan sampah plastik di Sekolah Dasar, dengan tujuan ikut membantu mendidik anak didik kita sehingga dari usia dini telah menghayati pentingnya paradigma pengolahan sampah modern yang benar terutama daur ulang plastik yang merupakan sudah menjadi masalah dunia.
Seperti disadari perubahan paradigma masyarakat dalam mengelola sampahnya, perlu didukung agar gerakan bisa menjadi massif dan menjadi budaya masyarakat. Kegiatan pengabdian kali ini, ingin mendukung operasional pendataan dari pengumpulan sampah organik masyarakat di titik kumpul dan hasil kompos yang dihasilkan.
Kami melihat ada potensi besar penggunaan teknologi Sistem Informasi untuk mendorong kegiatan ini. Sejauh pengamatan kami, pencatatan data masih dilakukan secara manual dan data belum tersaji secara online/real-time di dunia Internet.
Jika data bisa terkumpul dan tersaji secara online/real-time, maka dengan informasi grafis yang menarik seluruh stakeholders akan dengan mudah melihat/memantau data sampah organik dan kompos yang dihasilkannya. Pada gilirannya jika kita anggap ini sebagai sebuah pilot project, yang ingin kita butuhkan sebagai proof of concept untuk nantinya menjadi sebuah situs data informasi online tentang pergerakan data sampah organik dan kompos yang dihasilkannya.
Jika kita simpulkan persoalan atau kesempatan perbaikan yang dihadapi adalah:
- Tidak tersedianya data realtime/online pada tempat pengumpulan sampah organik di kota Bandung
- Perlunya sebuah sistem yang membantu memotivasi anak didik usia dini kita dalam melakukan daur ulang plastik.
Dengan latar belakang ini, dua abdimas pada periode Juli – Desember 2020 mencoba ikut menjawab persoalan dengan melakukan dua judul kegiatan:
- Web-App Pendukung Kang Pisman di kelurahan Neglasari kodya Bandung (Ketua: Dr. Tien Fabrianti Kusumasari, S.T, M.T)
- Sistem Daur Ulang Pencacah Plastik di Sekolah (Ketua: Ahmad Musnansyah, Ir., MS.)
Kendala besar yang dihadapi pelaksanaan ini adalah merebaknya Pandemi Covid-19, sehingga mahasiswa yang merupakan anggota inti untuk pelaksanaan ini kembali ke kampung halaman dan tidak ada di kampus Tel-U.
Meskpun demikian akhir alhamdulillah kegiatan ini bisa terselesaikan juga.
Pada akhir April 2021 telah diserah terimakan sistem Pendukung Kang Pisman di kelurahan yang mencatat transaksi sampah organik dan kompos di kelurahan secara real-time dengan memanfaatkan tenologi IoT dan Web. Demikian pula dengan Sistem Daur Ulang Pencacah Plastik di Sekolah juga dengan memanfaatkan teknologi yang sama.
Kedua sistem ini dikembangkan oleh mahasiswa Sistem Informasi – Fakultas Rekayasa Industri memanfaatkan Arduino Nano dan Node MCU. Sedangkan alat timbang yang dibuat menggunakan loadcell.
Data yang diperoleh sudah bisa langsung dilihat pada Internet, sehingga memungkinkan pengembangan ke depan secara lebih luas demi publikasi, kampanye pengelolaan sampah dan daur ulang plastik.
Khusus untuk daur ulang plastik karena kendala covid-19, anak-anak didik belum diperkenankan ke sekolah, sehingga belum bisa diujicobakan secara real time langsung dengan anak didiknya.
Beberapa foto yang sempat diambil saat penyerahan sistem/alat ke masyarakat sasar.