Pondok pesantren merupakan salah satu pilar penopang pendidikan di Indonesia. Di era modern ini, sebagai salah satu Lembaga pendidikan tertua, pondok pesantren juga ikut bergerak dari sistem tradisional ke sistem pendidikan modern. Peran pondok pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, namun juga memiliki fungsi sosial di masyarakat sekitarnya. Kendati demikian, masih ada pondok pesantren yang belum memaksimalkan teknologi di era Teknologi 4.0 ini. Salah satu kendala tersebut dialami oleh Pondok Pesantren Al Kholili Bandung. Untuk memaksimalkan peran teknologi informasi di pesantren ini, maka diusulkan beberapa kegiatan dan program yaitu pembuatan sistem informasi pesantren, pelatihan pengembangan karakter, dan perancangan interior, landscape dan desain pesantren untuk optimalisasi penggunaan ruang dan meningkatkan keindahan pesantren. Metode yang dilakukan adalah melalui pelatihan, pendampingan, dan membantu dalam perancangan interior pesantren. Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan dan sosial masyarakat sekaligus meningkatkan kemampuan siswa pesantren dalam bersaing di era global ini.
Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan kolaborasi dari tim Fakultas Rekayasa Industri dan Fakultas Industri Kreatif tim dosen yang terdiri dari Warih Puspitasari, S.Psi., M.Psi., Muhardi Saputra, S.ST., M.T.,Wahjoe Witjaksono, S.T., M.Kom., Ahmad Almaarif, S.Kom., MT,Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds., Sigit Kusumanugraha, SSn, MSc, Drs. Tri Haryotedjo, M.Ds.
Berdasarkan hasil survey awal dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Tahfiziyah Al-Kholili yaitu Bapak Muhammad Syukron, M.Pdi. maka disepakati bahwa tim pengabdian masyarakat akan melakukan melakukan 3 macam kegiatan yaitu:
- Perancangan dan pembuatan website profil Pesantren
- Perancangan desain tata letak
- Pelatihan pengembangan diri untuk santri
Kegiatan pengabdian masyarakat pertama yang dilakukan adalah Perancangan dan pembuatan website profil Pesantren. Website profil ini nantinya akan menjadi media yang efektif sebagai media publikasi keberadaan pesantren dalam meningkatkan profesionalitas yayasan dimata masyarakat umum.
Kegiatan kedua dari rangkaian kegiatan program pengabdian masyarakat adalah penataan desain interior, landscape dan grafis kepada yayasan agar tampak lebih professional di mata para donator. Selain itu, dengan penataan desain interior, landscape dan grafis yang baik juga akan meningkatkan kualitas kenyamanan bagi para santri yang belajar di pesantren.
Kegiatan Ketiga yang dilakukan adalah pelatihan pelatihan self awareness kepada santri. Self awareness (kesadaran diri) sebagai pemahaman yang mendalam tentang emosi, kekuatan, kelemahan, kebutuhan dan dorongan terhadap nilai-nilai dan dampaknya pada orang lain. Self-awareness (kesadaran diri) memiliki tingkatan dalam tahap perkembangan psikologis individu. Usia remaja termasuk dalam tingkatan permanence (permanen), yang artinya individu dapat merasakan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dengan cepat, mampu mengenali ekspresi yang ia rasakan dan menempatkannya secara tepat. Perkembangan self- awareness sudah dapat dikatakan baik ketika individu berada dalam tahap remaja (12-18 tahun) dan terus berkembang sesuai dengan bertambahnya usia individu tersebut. Sehingga remaja memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menghargai masalah- masalah psikisnya.
Kontributor : Ahmad Almaarif, S.Kom., M.T.