Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bagi profesi guru yang bertugas menyampaikan pengetahuan pada para siswanya. Komunikasi yang efektif menjadi lebih penting dalam konteks tersebut. Hal yang unik mengenai komunikasi, sekalipun kita lakukan sehari-hari namun tidak menjamin bahwa komunikasi yang dilakukan berjalan efektif.
Di sekolah, terutama di SMA 45 Bandung, hal ini juga menjadi kendala yang ditemui dalam keseharian aktivitas guru dan siswa. Mengapa para siswa sulit memahami apa yang para guru sampikan, pola koimunikasi yang memang berbeda dll. Hal-hal itulah yang melatarbelakangi para dosen Fakultas Rekayasa Industri, khususnya dosen-dosen dari Jurusan Teknik Industri untuk berbagi pengalaman dengan para guru di SMA 45 Bandung mengenai cara berkomunikasi dengan siswa. Kegiatan workshop ini dibarengi oleh 2 sesi yang berbeda dengan tema yang berbeda. Tema yang pertam adalah Karakteristik Lintas Generasi.
Para dosen yang terdiri dari Fida Nirmala Nugraha, Devi Pratami, dan Ika Arum Puspita, mengemas aktivitas tersebut dalam bentuk workshop yang diikuti oleh 70 guru dan staff. Para guru diajak untuk melakukan refleksi mengenai persoalan-persoalan komunikasi yang kerap ditemui dengan siswanya. Mengenali karakteristik generasinya serta karakteristik generasi siswa-siswanya dapat membantu memberikan pemahaman dan penyesuaian harapan serta cara menyampaikan pesan.
Secara umum terdapat perbedaan gaya komunikasi setiap generasi yang ditandai dengan perubahan teknologi yang terjadi. Generasi Z misalnya, dikenal dengan digital native. Sudah terbiasa dengan berbagai gawai sebagai media komunikasi. Sangat berbeda dengan generasi baby boomers yang umumnya mengenal gawai di usia yang sudah lanjut dan lebih menyukai tatap muka sebagai media komunikasi dengan individu lain.
Sesi kedua adalah pengabdian masyarakat yang mengambil tema komunikasi di kantor. Dalam sesi kedua ini dibawakan oleh tim Pengmas Dosen Teknik Industri yang tediri dari: Litasari Wisyastuti Suwarsono, Maria Dellarosawati, dan Agus Achmad Suhendra.
Saling mengenal dan memahami karakteristik dari masing-masing generasi dapat memperkecil gap komunikasi yang terjadi. Oleh karenanya, Tim Dosen Fakultas Rekayasa Indonesia memberikan serangkaian pengabdian masyarakat berupa workshop bagi guru-guru SMPN 45, yang terdiri dari berbagai generasi , untuk kebih mengenai gaya komunikasi antar generasi. Sebelumnya telah dilaksanakan workshop mengenai karakteristik dari masing-masing generasi. Nah, pada pengabdian masyarakat ini, guru dikenalkan dengan gaya komunikasi dari masing-masing generasi dan bagaimana cara berkomunikasi efektif dengan masing-masing gaya. Terdapat 70 guru yang ikut serta workshop gaya komunikasi antar generasi ini. Diharapkan dengan adanya workshop ini kompetensi guru dalam berkomunikasi dapat lebih terasah, dan juga memperkecil konflik komunikasi yang disebabkan perbedaan komunikasi antar generasi.
Kecenderungan-kecenderungan yang menganggap generasinya lebih baik, tidak melakukan klarifikasi terhadap pihak yang diajak berkomunikasi menjadi dua dari beberapa hal yang dapat menyebabkan tidak efektifnya komunikasi yang berlangsung. Acara ini disambut antusiasme dan feedback positif dari para guru selaku peserta.
contributor : Devi Pratami