Dunia kita dirancang untuk orang-orang yang dapat melihat. Mata kita adalah salah satu indra terpenting yang memungkinkan kita manusia untuk beraktivitas. Seluruh peradaban manusia saat ini, hampir semuanya dirancang untuk manusia normal—manusia yang bisa melihat—dengan matanya.
Difabel netra adalah saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan dalam indra penglihatannya, bisa low vision atau totally blind. Menurut estimasi Kementerian Kesehatan RI, jumlah tunanetra di Indonesia adalah 1,5 % dari seluruh penduduk. Jika saat ini penduduk Indonesia berjumlah 250 juta, berarti, sekurang-kurangnya saat ini ada 3,750,000 tunanetra, baik kategori buta maupun lemah penglihatan (Pertuni 2017).
Tantangan yang dihadapi oleh difabel netra antara lain adalah akses pada informasi. Begitu kita yang normal membuka mata, segera kita menyadari betapa visualnya informasi di sekitar kita, tanda parkir, lampu lalu lintas, papan iklan, pengumuman dll. Semua informasi ini tidak tersedia begitu saja bagi difabel netra, akibatnya mengekang kemandirian saudara-saudara kita ini.
Pekerjaan adalah hal utama lainnya yang membatasi para difabel netra. Ketidak mampuan mengakses informasi dari dunia yang visual ini menyulitkan difabel netra untuk bisa ikut bekerja secara mandiri. Perusahaan-perusahaan sedikit banyak menghindari memperkerjakan para difabel netra, meskipun sesungguhnya kemampuan kognitif dan ketrampilan lain bukanlah monopoli orang yang dapat melihat saja.
Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat Periode 1 -2023
Mahasiswa kita menempati posisi yang unik dalam hal irisan pengetahuan yang dipelajarinya dan apa yang bisa dilakukan untuk berperan serta membantu secara berarti bagi saudara-saudara difabel netra kita ini.
Kegiatan dilaksanakan pada 19 Maret 2023. Ini kali kedua kegiatan pengabdian masyarakat dengan target Pertuni Jawa Barat. Sebelum nya kita telah pula melakukan kegiatan pelatihan penggunaan aplikasi-aplikasi pada smartphone yang memang diakui telah secara signifikan menaikkan kualitas hidup difabel netra di seluruh dunia.
Kegiatan kali ini istimewa karena mahasiswa kita melakukan pelatihan Bahasa pemrograman Python bekerja sama dengan Pertuni Jawa Barat. Berikutnya adalah testimoni mahasiswa kita selama menjalankan kegiatan ini:
Kendala saat Mempersiapkan Acara
- Rencana Kurikulum: Menentukan kurikulum yang tepat adalah tantangan utama. Kami perlu memastikan bahwa materi yang diajarkan relevan, dipresentasikan secara terstruktur, dan sesuai dengan kebutuhan peserta.
- Sumber Daya Terbatas: Tidak semua peserta memiliki perangkat keras dan perangkat yang dimiliki panitia belum sesuai dengan kebutuhan mereka. Kami harus mengatasi kendala ini dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia dan mencari solusi kreatif untuk mengatasi keterbatasan tersebut, seperti semua panitia yang ikut terjun ke lapangan wajib membawa perangkat keras yang sudah di install perangkat lunak pengenalan suara untuk membantu para tuna netra mengakses perangkat keras.
- Latar Belakang Peserta yang Beragam: Tantangan lainnya adalah adanya perbedaan tingkat pemahaman, Usia dan latar belakang peserta. Kami harus menyesuaikan pendekatan pengajaran kami agar sesuai dengan kebutuhan individu dan memastikan agar tidak ada peserta yang tertinggal.
Interaksi dengan Tuna Netra
Salah satu aspek yang luar biasa dari pengmas ini adalah interaksi dengan peserta tuna netra. Meskipun tantangan komunikasi visual, kami menyadari bahwa komunikasi melalui suara dan sentuhan dapat sangat kuat. Kami berupaya memberikan penjelasan yang jelas dan memastikan bahwa mereka dapat mengikuti dengan memperkuat pendengaran dan perasaan.
Selain itu, kami memastikan bahwa materi pelajaran juga dapat diakses melalui bantuan teknologi. Dalam hal ini, kami menggunakan perangkat lunak pengenalan suara yang memungkinkan peserta tuna netra untuk berinteraksi dengan kode Python melalui perintah suara.
Harapannya kegiatan ini sedikit banyak memberi perubahan demi perbaikan kualitas kehidupan kesempatan saudara-saudara kita difabel netra. Harapan para dosen pembimbing juga adalah terbangunnya rasa empati dari mahasiswa-mahasiswa kita dan mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi pemanfaatan ilmu yang dipelajarinya untuk kebaikan bersama.
Liputan kegiatan dapat diakses via youtube: https://www.youtube.com/watch?v=8t1oaJVdjrk
Kontributor : Ir. Ahmad Musnansyah, M.Sc.
Editor : Kadiva Dwilia R, S.Ikom.