https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=UA-46662798-89

FRI Telkom University Bahas Peran AI dalam Riset dan Pendidikan Lewat Workshop Keilmuan

Bandung, 28 Mei 2025 — Merespons pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam dunia akademik, Fakultas Rekayasa Industri (FRI) Telkom University menyelenggarakan workshop bertajuk “Pandangan Kelompok Keilmuan (KK) terhadap AI” pada Jumat, 23 Mei 2025. Kegiatan ini melibatkan tiga Kelompok Keilmuan di lingkungan FRI, yaitu Manufacturing and Process Engineering (MPE), Enterprise and Industrial Management System (EIMS), serta Digital Enterprise System and Technology (DEST).

Bertempat di Gedung Telkom University Landmark Tower (TULT), workshop ini bertujuan untuk menggali pandangan, kesiapan, serta kebutuhan masing-masing KK dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh AI, baik di bidang riset, pendidikan, maupun pengabdian kepada masyarakat.

Sumber 📷: Dokumentasi Sekretariat FRI

Selama sesi diskusi, masing-masing KK memaparkan sudut pandangnya terkait pemanfaatan AI. Secara umum, AI dipandang sebagai alat bantu yang memiliki dua sisi—bermanfaat sekaligus berisiko. Oleh karena itu, keterampilan dalam menggunakan AI dinilai sangat penting agar teknologi ini benar-benar membawa dampak positif. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Yudha Ketua KK EIMS, salah satu narasumber workshop, “AI itu seperti pisau—bisa sangat berguna, tapi juga bisa membahayakan kalau tidak digunakan dengan benar. Maka dari itu, keterampilan dalam memahami dan mengoperasikan AI menjadi sangat penting agar teknologi ini membawa manfaat, bukan sebaliknya.”

Selain potensi yang ditawarkan, workshop juga menyoroti sisi negatif dari penggunaan AI, khususnya risiko ketergantungan terhadap hasil otomatis yang dapat mengurangi kemampuan berpikir analitis dan kritis. Ibu Pratya Ketua KK MPE turut mengingatkan, “Jika terlalu bergantung pada AI tanpa memahami prosesnya, kita berisiko kehilangan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Penggunaan AI sangat berguna sebagai alat bantu, untuk itu perlu pembekalan terhadap SDM dan aturan yg jelas terkait penggunaan AI yang baik dan bertanggung jawab.”

Sumber 📷: Dokumentasi Sekretariat FRI

Diskusi juga mengungkap adanya kesenjangan pemahaman AI di antara sivitas akademika, yang disebabkan oleh perbedaan generasi serta tingkat literasi teknologi. Untuk itu, para Ketua KK sepakat untuk mengambil langkah strategis berupa penyamaan persepsi, peningkatan keterampilan implementasi AI di berbagai proyek, serta penguatan pemahaman etika dan regulasi penggunaan teknologi ini.

Workshop ini juga merangkum pandangan dosen terhadap pemanfaatan AI dalam tridarma perguruan tinggi. “Dalam pembelajaran, AI dapat menjadi asisten pribadi bagi dosen dan mahasiswa, namun kreativitas dan validasi tetap harus datang dari manusia,” ujar Pak Sinung Ketua KK DEST, merangkum hasil diskusi. Dalam penelitian, AI dianggap bermanfaat untuk eksplorasi topik dan analisis data, sementara dalam pengabdian masyarakat digunakan untuk pelatihan digital dan peningkatan literasi teknologi—semuanya tetap dibingkai dalam etika, empati sosial, dan validasi ilmiah.

Sebagai penutup, kegiatan ini menegaskan bahwa kehadiran AI adalah keniscayaan yang perlu disikapi secara bijak. Penyusunan pedoman etika serta aturan penggunaan AI menjadi langkah penting guna memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab, etis, dan membawa manfaat yang luas bagi dunia pendidikan dan masyarakat.

Author: Gayuh Nugraha, S.Ds. | Editor: Winarni Setianingsih, M.I.Kom.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact us

Give us a call or fill in the form below and we will contact you. We endeavor to answer all inquiries within 24 hours on business days.