Kepuasan Mahasiswa (EDOM) mengacu pada hasil Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa (EDOM), yaitu survei yang dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pengajaran dosen di suatu institusi pendidikan. Penilaian ini biasanya mencakup aspek seperti metode pengajaran, keterlibatan dosen, kejelasan materi, dan interaksi dengan mahasiswa.
Customer Satisfaction Index (CSI) adalah metode pengukuran yang digunakan untuk menilai tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan suatu perusahaan. CSI biasanya dihitung dengan menggunakan skala tertentu berdasarkan survei atau umpan balik pelanggan, mencerminkan seberapa baik ekspektasi pelanggan terpenuhi.
IKU 1 (Indikator Kinerja Utama 1) – Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak adalah salah satu indikator dalam kebijakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia.
Lulusan Tepat Waktu adalah indikator keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studi dalam rentang waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan kurikulum program studi yang diikuti.
Definisi dan Kriteria
Lulusan dianggap tepat waktu jika mereka menyelesaikan studi dalam:
- Sarjana (S1): 4 tahun (8 semester)
- Magister (S2): 2 tahun (4 semester)
Drop Out (DO) dan Undur Diri merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Salah satu perhatian utama adalah mahasiswa yang tidak lulus dalam waktu yang ditentukan hingga habis masa studi.
Indikator Kinerja Utama (IKU) 7 bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, kolaboratif, dan berbasis partisipasi aktif mahasiswa. Indikator ini mendorong perguruan tinggi untuk mengubah metode pengajaran tradisional yang bersifat satu arah (teacher-centered) menjadi pembelajaran yang lebih dinamis dan berbasis keterlibatan mahasiswa (student-centered learning).
Jumlah penelitian yang didanai oleh pihak eksternal adalah salah satu indikator penting dalam menilai produktivitas riset suatu perguruan tinggi. Indikator ini menunjukkan sejauh mana penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa mampu menarik pendanaan dari sumber di luar institusi, seperti pemerintah, industri, dan organisasi internasional.
Jumlah publikasi yang terindeks di Scopus adalah salah satu indikator utama dalam menilai kualitas riset di perguruan tinggi. Scopus merupakan salah satu database jurnal ilmiah internasional bereputasi yang mencakup berbagai bidang ilmu.
Kolaborasi publikasi internasional adalah strategi penting dalam meningkatkan kualitas riset dan memperluas dampak penelitian di tingkat global. Kolaborasi ini memungkinkan akademisi untuk bekerja sama dengan peneliti dari berbagai negara, meningkatkan visibilitas penelitian, serta meningkatkan peluang publikasi di jurnal bereputasi tinggi seperti yang terindeks di Scopus, Web of Science, atau IEEE Xplore.
Technology Readiness Level (TRL) adalah skala yang digunakan untuk mengukur kesiapan teknologi, mulai dari tahap awal riset hingga implementasi komersial. Dalam konteks penelitian dosen, TRL ≥ 4 menandakan bahwa teknologi atau inovasi yang dikembangkan telah melewati tahap konseptual dan eksperimental di laboratorium dan sedang menuju validasi di lingkungan nyata (proof of concept).
Kompetisi Belmawa (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan – Kemendikbudristek) adalah serangkaian ajang akademik dan non-akademik yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing mahasiswa serta memperkuat inovasi di berbagai bidang. Prestasi dalam kompetisi ini mencerminkan kualitas mahasiswa dan institusi pendidikan tinggi dalam skala nasional maupun internasional
Kompetisi Mandiri adalah ajang perlombaan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal di luar Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa). Kompetisi ini bisa berskala nasional maupun internasional dan mencakup berbagai bidang, mulai dari akademik, teknologi, seni, hingga kewirausahaan. Prestasi dalam kompetisi mandiri menjadi indikator keunggulan mahasiswa serta institusi dalam berbagai bidang inovasi dan pengembangan keterampilan.
Prestasi dalam kompetisi di berbagai tingkatan nasional, internasional, dan provinsi menjadi indikator kualitas mahasiswa, dosen, serta institusi pendidikan dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Inbound Mobility adalah program yang memungkinkan mahasiswa dari luar negeri atau luar institusi (antaruniversitas dalam negeri) untuk belajar di suatu perguruan tinggi dalam periode tertentu. Program ini mendukung internasionalisasi pendidikan tinggi dan pertukaran budaya, serta meningkatkan pengalaman akademik mahasiswa.
Mahasiswa Outbound Mobility (Short & Long Program) adalah program yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar di luar negeri dalam periode tertentu, baik melalui program jangka pendek (Short Program) maupun jangka panjang (Long Program). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman akademik, memperluas wawasan internasional, serta membangun koneksi global.