Masjid An-Naas adalah masjid di lingkungan RW 14 Sukarapih Kelurahan Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Masjid ini merupakan masjid yang terbesar di lingkungan kelurahan Cikutra, bahkan saat ini Masjid An-Naas telah didaulat sebagai Masjid Besar Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Alamat persis masjid ini adalah di Jl. Antusin No. 3 RT 05/ 14 Kelurahan Cikutra Bandung 40124.
Adapun dalam keseharian masjid ini dikelola dan dimanfaatkan oleh warga di Kecamatan Cibeunying Kidul dan sekitarnya di Cikutra dengan sebuah kepengurusan bernama Dewan Keluarga Masjid (DKM) An-Naas. Dalam hal pembinaan jamaah dilakukan dalam bentuk pengajian yang bersifat rutin maupun insidental. Hal yang dapat Tim Pengabdian Masyarakat lakukan adalah ikut berperan dalam kegiatan Pembinaan Jamaaah melalui Kajian Rutin via pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi. Dalam hal ini, cakupan bahasan cukup luas meliputi pola kemasyarakatan berwawasan Al-Quran dan Al-Hadits, penyuluhan pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi dalam kehidupan secara bijak dan sebagainya. Adapun rujukan pembinaan tersebut adalah Tafsir Al-Quran: Ibnu Katsir dan Al-Hadits dari Shahih Bukhary dengan syarah Kitab Fathul Baary. Judul Pengabdian masyarakat kali ini adalah “Pembaharuan Keberadaan Masyarakat Madani pada Jamaah Kajian Halaqoh An-Naas Masjid An-Naas Cikutra Bandung”.
Sebagian Jamaah Halaqoh An-Naas
Kajian Pembinaan Jamaah Pembinaan masyarakat merupakan kegiatan yang menarik namun menantang. Menariknya karena dapat sekaligus untuk membina penyelenggara juga, di sisi lain menjadi tantangan karena yang dihadapi beragam latar belakang yang berbagai-bagai sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk dihadapi. Ada yang lebih dalam program pengembangan masyarakat kali ini, karena kelompok masyarakat yang dihadapi berasal dari kelompok pengajian di masjid, sehingga seberagam apapun mereka, masih ada unsur penyatu, yakni berasal dari masjid. Dengan kata lain, unsur penyatu ini menjadi kekuatan tersendiri untuk bergerak membangun peradaban selain dari dimensi komedernan juga dibalut semangat keislaman.
Suasana Subuh pagi saat kajian
Potret sebagian jamaah Halaqoh An-Naas
Dengan demikian program pengabdian masyarakat ini adalah sesuatu yang sudah lazim dikenal masyarakat pada umumnya. Pembedanya terletak pada semangat memadukan program pembinaan jamaah masjid selama ini dengan konsep-konsep kemodernan yang diilhami paradigma Revolusi Industri 4.0 yang dalam hal ini peran Teknologi Informasi cukup intens. Program ini telah berlangsung sepanjang 6 bulan bahkan dari sebelumnya (Agustus-Desember 2023) yang dilakukan tiap pekan per Hari Ahad sekira pukul 05.00-06.30. Adapun pemateri dalam program ini adalah Dr. Ir. H. Lukman Abdurrahman, MIS (Ketua Tim Abdimas sendiri dari Universitas Telkom) karena yang bersangkutan selain sebagai dosen di Telkom University, juga aktivis dakwah yang menguasai materi di bidangnya. Pengabdian Masyarakat kali ini adalah Skema Reguler, dengan komposisi Dr. Ir. H. Lukman Abdurrahman, MIS sebagai Ketua Tim, Ir. Ari Fajar Santosa, MT. sebagai anggota dan Muhamad Affan Riyadi sebagai anggota mahasiswa.
Mitra Pembinaan
Mitra pengabdian masyarakat dalam hal ini adalah Dewan Keluarga Masjid (DKM) An-Naas. Peran yang dilakukannya adalah sebagai fasilitator penyelenggaraan pembinaan karena tanggung jawab moral untuk terus mengembangkan jamaahnya. Dalam hal kajian dilakukan secara tatap muka, DKM An-Naas menyediakan ruang utama masjid sebagai tempat kajian. Namun dalam hal kajian dilakukan secara daring, DKM An-Naas berperan sebagai perekat virtual keberadaan jamaah peserta kajian.
Jamaah Halaqoh yang melalui Zoom
Bentuk Kegiatan
Pada dasarnya pengembangan masyarakat ini dilakukan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Kajian pola kemasyarakatan yang berperadaban dikaitkan dengan budaya kekinian (Revolusi Industri 4.0) berlandaskan pedoman Al-Quran dan Al-Hadits,
- Diskusi seputar kajian untuk penerapan di lapangan baik secara individual maupun komunal yang dapat memberi nilai tambah bagi kemasyarakatan,
- Survey untuk analisis kebutuhan dan kelebihan/ kekurangan program melalui cara formal seperti melalui Google Form.
Penutup
Pertama, kebutuhan masyarakat terhadap informasi dalam hal ini pemaduan antara ajaran-ajaran agama yang dikombinasikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedikit banyak dapat diperoleh melalui kajian ini. Dengan kata lain, kelompok binaan masyarakat guna berkesadaran terhadap diri sendiri dan lingkungannya, insya Alloh mulai terbentuk.
Kedua, tahun 2020 adalah awal pembentukan kelompok masyarakat jamaah masjid yang solid dan berkeinginan untuk memupuk silaturahmi dan perluasan wawasan keagamaannya. Sasaran tersebut sudah menampakkan hasilnya dalam pengamatan kami.
Ketiga, karena membangun peradaban suatu masyarakat merupakan kerja sosial yang membutuhkan waktu dan upaya panjang, maka program abdimas ini akan terus dilanjutkan pada periode berikutnya.
Kontributor : Dr. Ir. Lukman Abdurrahman, MIS.
Editor : Dela Puspita