Kerjasama Abdimas Universitas Telkom dengan Universitas Gontor Ponorogo untuk Pengenalan dan Pemasaran Produk Kerajinan Bambu Desa Mojorejo

Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom bekerjasama dengan Universitas Gontor Ponorogo untuk mengenalkan pemasaran produk kerajinan bambu berbasiskan Teknologi Informasi

Desa Mojorejo adalah desa yang berada di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Desa Mojorejo berada pada 7°56’01.0″S 111°29’53.5″E. Lokasi Desa Mojorejo sendiri berada didekat
pondok pesantren besar di Kabupaten Ponorogo yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Al-
Islam Joresan, dan Pondok Al-Mawaddah, yang memiliki santri atau siswa dari berbagai daerah di
Indonesia. Usaha kerajinan dari bahan bambu ini, banyak ditekuni oleh warga setelah pihak pemerintah
desa mendirikan usaha padat karya sebagai dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19. Beberapa
produk yang paling banyak diproduksi adalah peralatan minum cangkir dan teko dari bahan bambu.
Dalam membuat kerajinan cangkir maupun teko dari batang bambu dibutuhkan ketekunan dan
ketelitian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak semua jenis bambu dapat digunakan sebagai
bahan membuat kerajinan ini, karena harus dipilih bambu yang memiliki karakter kuat agar tidak mudah
pecah saat proses pembuatan. Satu set peralatan minum biasanya terdiri dari satu teko, empat unit
cangkir serta satu buah nampan yang dijual dengan harga antara Rp150 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung besar kecilnya ukuran dan model serta motif yang diinginkan para pelanggan.

Saat ini, hasil kerajinan yang dipelajari oleh masyarakat secara otodidak ini, justru laku pesat sehingga
mampu mendorong semangat masyarakat lainnya dalam berkreatifitas dan terus berkarya. Kreasi
kerajinan tangan perlengkapan minum ini, kini banyak dipesan pelanggan dari berbagai daerah di
Indonesia. Sementara saat ini pemasaran hasil produksi tersebut dilakukan melalui platform media
sosial dan galeri bambu milik pemerintah desa secara otodidak. Karena proses produksi tidak efesien,
sebagai konsekuensi selanjutnya adalah standar produk rendah. Hampir seluruh produk anyaman
bambu dibuat untuk dipasarkan di pasar tradisional lokal. Sehingga, dari sisi bentuk produk masih sangat
tradisional, bahkan relatif tidak ada inovasi dalam bentuk packaging. Walaupun fungsional, namun
produk tersebut tidak memiliki nilai tambah atau tidak appealing jika dipasarkan untuk konsumsi segmen pasar kelas menengah ke atas. Karena hanya dipasarkan pada pasar tradisional sekitar desa,
maka belum ada perhatian QA atau QC pada produk. Sehingga tidak jarang, produk yang dijual cepat
ditumbuhi oleh jamur atau memiliki cacat produk seperti lubang sehingga terjadi kebocoran. Implikasi
dari permasalahan-permasalahan diatas yaitu pendapatan yang diperoleh dari produksi anyaman
bambu sangat rendah.

Oleh sebab itu maka Universitas Telkom melalui kerjasama dengan Universitas Darussalam
Gontor melakukan program pengabdian masyarakat dengan fokus kepada cara
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga desa Mojorejo dalam hal melakukan pemasaran
untuk hasil karya kerajinan mereka, sehingga diharapkan kedepannya ketergantungan para pengrajin
kepada pengepul dapat menjadi berkurang dan akan memberikan kesejahteraan yang lebih tinggi bagi
para pengrajin.

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, tim dosen yang terdiri dari R. Wahjoe Witjaksono, Muhardi
Saputra, Rahmad Fauzi (Universitas Telkom) dan Oddy Virgantara Putra, Use Etica (Universitas
Darussalam Gontor) beserta beberapa mahasiswa dari program studi S1 Sistem Informasi Universitas
Telkom melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang dimulai dengan mengunjungi kantor desa
Mojorejo dan berdiskusi langsung dengan kepala desa Mojorejo mengenai situasi pengrajin bambu di
desa tersebut, hal ini dilanjutkan dengan mengunjungi salah satu sentra pengrajin bambu di desa
Mojorejo yaitu rumah Bambuber untuk diskusi dan melakukan identifikasi permasalahan serta analisis
kebutuhan yang terjadi dalam hal pemasaran dan produksi kerajinan bambu.

Diskusi Pembahasan Pengabdian Masyarakat Tel-U dan Uninda Gontor dengan Kepala Desa Mojorejo

Setelah melakukan diskusi maka disepakati bahwa tim pengabdian masyarakat akan melakukan 3 macam kegiatan yaitu:

  1. Pembuatan Ecommerce untuk membantu pemasaran produk kerajinan desa
  2. Pelatihan Digital Marketing untuk desa Jelekong
  3. Pelatihan Manajemen Hubungan Pelanggan untuk memaksimalkan pelayanan

Kegiatan pengabdian masyarakat pertama yang dilakukan adalah pembuatan website marketplace
untuk kerajinan bambu. Pada halaman web terdapat berbagai macam modul yang terintegrasi dengan
berbagai modul, seperti profil desa, galeri lukisan yang dihasilkan oleh pelukis yang ada di Jelekong,
manajemen event berkaitan dengan semua kegiatan yang ada di desa Jelekong, serta kedepannya akan
dilengkapi dengan sistem ecommerce yang terintegrasi untuk menjual hasil karya lukis para pelukis desa
Jelekong secara online.

Tampilan Halaman Website Ecommerce

Kegiatan kedua dari rangkaian kegiatan program pengabdian masyarakat adalah pelatihan pemasaran produk dan pengembangan strategi produk  kerajinan bambu yang dihasilkan oleh desa Mojorejo. Pelatihan  ini bertujuan untuk mengenalkan kepada para pengrajin yang ada disana tentang bagaimana menyusun sebuah strategi pemasaran sehingga dapat menghindari mereka dari penjualan lukisan murah yang sering dilakukan oleh para tengkulak.

Suasana Sharing Session dalam rangka Manajemen Digital Marketing dan Manajemen Hubungan Pelanggan dengan Pengrajin Bambu di desa Mojorejo, Ponorogo

Kegiatan Ketiga yang dilakukan adalah pelatihan manajemen hubungan pelanggan.  Ketika muncul media lain dalam hal melakukan pemasaran hasil kerajinan bambu di desa Mojorejo,  maka diharapkan kedepannya  akan banyak pasar bagi produk yang telah diciptakan sehingga dapat mengurangi persaingan pasar yang saat ini dimonopoli oleh para pengepul. Inovasi dan kreatifitaspun harus tetap dipertahankan, maka dari itu diharapkan dengan terlaksananya pengabdian masyarakat ini maka ilmu dari program ini dapat direalisasikan dengan baik oleh masyarakat desa Mojorejo, sehingga akan berdampak terhadap kehidupan ekonomi masyarakat desa yang terus meningkat dan sejahtera dimasa yang akan datang.

Kontributor: Muhardi Saputra S.ST., M.T.

Editor: Kadiva Dwilia Rosadiputri, S.I.Kom.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact us

Give us a call or fill in the form below and we will contact you. We endeavor to answer all inquiries within 24 hours on business days.